Riwayat Gau’ Maraja

Gau’ Maraja adalah perhelatan budaya tahunan yang telah menjadi agenda penting dalam pemajuan kebudayaan di Sulawesi Selatan.

Sejarah awalnya, Gau’ Maraja adalah festival objek pemajuan kebudayaan yang disiapkan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX Sulawesi Selatan & Sulawesi Tenggara (BPKW XIX) sebagai platform multi event yang bersifat kolaboratif untuk membangun jejaring ekosistem budaya yang aktif dalam wilayah kerja BPKW XIX. Sinergitas antar organisasi pemerintah tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, serta komunitas dan masyarakat umum adalah tujuan utama yang ingin dicapai melalui penyelenggaraan Gau’ Maraja.

Secara etimologi, frasa Gau’ Maraja berasal dari bahasa Bugis, dari kata Gau’ yang artinya kegiatan atau perbuatan, dan maraja yang artinya besar atau akbar. Gau’ Maraja adalah perhelatan besar atau perhelatan akbar. Di dalam Naskah Lagaligo, frasa Gau’ Maraja ini digunakan untuk acara yang berlangsung selama beberapa hari, memiliki banyak kegiatan, menghidangkan beragam makanan, serta melibatkan dan menghadirkan berbagai lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dan menikmatinya.

Secara makna kata mappigau’ atau melakukan gau’ dimaknai sebagai acara atau pesta besar yang biasanya ditandai dengan pemotongan hewan berkaki empat, sehingga kata gau’ sudah merujuk pada kegiatan yang sifanya besar. Sementara pengertian besar yang terkandung pada kata maraja adalah sesuatu yang sifatnya agung dan berkaitan dengan kedudukan atau status. Dengan demikian kata gau’ yang bersanding dengan kata maraja merupakan penegasan bahwa besar yang dimaksud tidak hanya pada skala fisik tapi juga besar dalam hal kualitas dan standar penyelenggaraan.

Kini, Festival Gau’ Maraja telah berkembang menjadi sebuah platform kolaborasi budaya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan jajaran organisasi perangkatnya bersama dengan komunitas pemerhati dan pelaku budaya. Mengambil semangat dari makna “Gau’ Maraja” sebagai perhelatan agung, festival ini menjadi ruang bersama untuk merayakan, melestarikan, dan mengangkat nilai budaya lokal ke panggung nasional dan internasional.

Jejak Gau’ Maraja sebelumnya:
2019 – Center Point of Indonesia, Kota Makassar
2020 – Pantai Akkarena, Kota Makassar
2022 – Benteng Rotterdam, Kota Makassar
2023 – Kabupaten Soppeng
2024 – Kabupaten Barru
2025 – Kabupaten Maros

Tahun ini, Gau’ Maraja diberi nama Gau’ Maraja Leang-leang Maros 2025 yang hadir dengan tema “Leang-Leang sebagai Gerbang Peradaban Manusia Purba Dunia”. Kawasan prasejarah Leang-Leang yang menyimpan lukisan gua tertua di dunia, akan menjadi latar penuh makna untuk menelusuri akar peradaban manusia dan warisan budaya Nusantara serta diharapkan menjadi warisan dunia.

Ragam acara menarik yang akan digelar yaitu, Tari kolosal, sebagai representasi makna dan semangat Gau’ Maraja, Jelajah situs prasejarah seperti menyusuri lorong-lorong waktu, Instalasi seni cahaya yang mempertemukan lanskap purba dengan sentuhan artistik masa kini, dan masih banyak agenda kebudayaan lainnya termasuk pertunjukan rakyat, Kirab Budaya, dan Tudang Sipulung Wija La Patau Matanna Tikka serta konferensi Internasional.

Catat Tanggalnya
📅 3–5 Juli 2025

Mari bersiap menyambut festival budaya yang tak hanya memukau, tapi juga menyentuh akar identitas kita sebagai bangsa.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *