Oleh : Ahmad Saransi
Persatuan Wija Raja La Patau terus mengukuhkan perannya dalam memperkaya wawasan budaya dan sejarah di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan. Dalam dua kegiatan spektakuler yang baru dilaksanakan, PERWIRA berhasil menarik perhatian publik melalui diskusi dan peluncuran buku yang mendalam dan bermakna.
Salah satu kegiatan yang mencuri perhatian adalah Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh PERWIRA. Acara ini menghadirkan Campbell Macknight, seorang pakar landskap budaya dan pertanian, untuk mendiskusikan potensi landskap budaya di Bone Selatan. Macknight, dengan pengalamannya yang luas dalam kajian budaya dan sejarah di Sullawesi Selatan memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana tradisi dan sejarah lokal dapat dijaga dan dikembangkan melalui pelestarian landskap budaya. Diskusi ini bukan hanya memberikan pencerahan tentang sejarah lokal, tetapi juga merangsang kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya bagi generasi mendatang.
Kemudian kegiatan kedua yang menjadi sorotan adalah peluncuran dan bedah buku berjudul “Raja Wartabone: Sang Santri Bontoala Bermoyang Suwawa Bone”. Bedah buku yang dilakukan oleh Dr. Halyadi ahli sejarah dan Prof. Dr. Mukhlis Hadrawi ahli filologi memberikan pemahaman mendalam tentang kontribusi Raja Wartabone dalam menyejarah.
Kedua kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang untuk menyampaikan pengetahuan baru, tetapi juga untuk memperkuat jaringan antarbudaya dan antarilmu pengetahuan.
PERWIRA, melalui Ketuanya Andi Muhammad Sapri, Ph. D selaku inisiator kegiatan ini, berhasil mengakselerasi pemahaman masyarakat tentang pentingnya pelestarian budaya dan sejarah lokal. Dengan melibatkan para ahli, pemangku adat, dan komunitas setempat, PERWIRA membuka jalan menuju revitalisasi kesadaran budaya yang lebih dalam dan berkelanjutan.
Dengan demikian akselerasi PERWIRA melalui kegiatan Focus Group Discussion dan peluncuran buku tidak hanya mengangkat pamor organisasi ini dalam ranah akademik dan budaya, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam membangun kesadaran akan keberagaman budaya dan sejarah Indonesia, khususnya di wilayah Sulawesi Selatan.
Dengan terus menggalang dukungan masyarakat, pemerintah dan kolaborasi dengan pakar-pakar bidangnya, Andi Sapri Pamulu selaku Ketua Perwira membuktikan komitmennya untuk menjadikan PERWIRA sebagai garda terdepan dalam melestarikan dan menghargai warisan budaya yang kaya dan berharga.