Oleh : H. A. Ahmad Saransi
Perkumpulan Wija Raja La Patau (PERWIRA LPMT) merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang hadir dari kesadaran kolektif keturunan dan simpatisan Raja La Patau dalam menjawab tantangan pelestarian dan pemajuan kebudayaan di Sulawesi Selatan khususbya dan Indonesia pada umumnya. Meskipun dilandasi oleh identitas sebagai keturunan atau wija raja, PERWIRA LPMT menegaskan posisinya sebagai organisasi yang inklusif, terbuka, dan berorientasi pada peran fungsional untuk pemajuan kebudayaan, bukan eksklusivitas keturunan, darah, atau gelar kebangsawanan.
Pemajuan kebudayaan yang dimaksud adalah upaya untuk meningkatkan ketahanan dan kontribusi budaya Bugis-Makassar di tengah peradaban dunia melalui pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan. Ini bukan hanya tentang meningkatkan intensitas kegiatan seni dan budaya, tetapi juga tentang revitalisasi penerapan nilai-nilai, norma, dan etika budaya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Sebagai entitas sosial, PERWIRA LPMT memiliki tugas dan fungsi strategis dalam mendukung pelestarian nilai-nilai adat, tradisi, bahasa, dan warisan budaya lokal yang menjadi fondasi peradaban masyarakat Bugis-Makassar. Peran fungsional organisasi ini diwujudkan melalui pendekatan inklusi sosial, di mana seluruh lapisan masyarakat diajak berpartisipasi aktif dalam kegiatan budaya tanpa harus memiliki latar belakang kebangsawanan.
Untuk memperkuat kelembagaan dan menyatukan visi-misi ke depan, PERWIRA LPMT akan menyelenggarakan Tudang Sipulung — sebuah pertemuan akbar Wija Raja La Patau — yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 5 Juli 2025 pada acara Gau Maraja Leangleang di Maros. Dalam forum strategis ini akan dibahas sejumlah agenda penting, antara lain:
- Sosialisasi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PERWIRA LPMT sebagai pijakan legal dan moral organisasi.
- Pemberian mandat pembentukan PERWIRA LPMT di daerah sebagai langkah desentralisasi dan perluasan jaringan kultural di berbagai wilayah.
- Pembahasan program strategis bidang pemajuan kebudayaan, termasuk inisiatif pelestarian warisan budaya tak benda, pendidikan adat, serta pemberdayaan komunitas lokal.
Melalui langkah-langkah ini, PERWIRA LPMT ingin menunjukkan bahwa kejayaan masa lalu tidak hanya untuk dikenang, tetapi dijadikan modal sosial untuk menciptakan masa depan yang inklusif, berakar pada nilai leluhur, dan responsif terhadap tantangan zaman.
PERWIRA LPMT hadir bukan sebagai simbol eksklusif identitas kebangsawanan, melainkan sebagai wadah perekat sosial dan budaya yang merangkul semua pihak dalam semangat kebersamaan dan kemajuan budaya Sulawesi Selatan.
Salama’ki tapada Salama’ 🙏🙏