Dedikasi Tanpa Batas: Komitmen Muhammad Sapri Andi Pamulu, Ph.D dalam Melestarikan Warisan La Patau Matanna TikkA dan Menghidupkan Warisan Sejarah dan Budaya

Oleh: Andi Dahrul (Sekretaris Umum PERWIRA-LPMT)

Dalam perjalanan sejarah yang penuh kebijaksanaan, nama La Patau Matanna Tikka tetap abadi sebagai pemimpin besar yang membawa kejayaan bagi tiga kerajaan di Sulawesi Selatan: Raja Bone XVI, Datu Soppeng XVIII, dan Ranreng Tua Wajo XVII. Kepemimpinannya yang visioner, adil, dan bijaksana menjadikannya simbol persatuan dan ketahanan budaya Bugis-Makassar, yang masih dikenang dan dijadikan teladan hingga kini.

Untuk melestarikan dan menjaga kebesaran warisan tersebut, Perkumpulan Wija Raja La Patau Matanna Tikka (PERWIRA-LPMT) didirikan pada 2 Februari 2022. Organisasi ini tidak hanya menjadi wadah bagi keturunan La Patau Matanna Tikka, tetapi juga bagi akademisi, budayawan, serta masyarakat luas yang peduli terhadap pelestarian warisan budaya dalam bingkai modern.

Di bawah kepemimpinan Muhammad Sapri Andi Pamulu, Ph.D., yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Indah Karya (BUMN Strategis), PERWIRA-LPMT berkembang menjadi organisasi yang dinamis dan berorientasi pada aksi nyata dalam pelestarian budaya. Dedikasi beliau dalam mempertahankan dan mengembangkan budaya Bugis-Makassar terlihat dari berbagai program yang telah sukses digelar, termasuk festival budaya, seminar, serta upaya strategis dalam memperjuangkan Goa Leang-Leang sebagai Warisan Dunia UNESCO.

Menghidupkan Warisan Budaya melalui Festival dan Napak Tilas

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, berbagai kegiatan telah diselenggarakan sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya Bugis-Makassar.

Salah satu yang paling monumental adalah Festival Budaya Gau Maraja La Patau Soppeng 2023, yang berlangsung megah di Kabupaten Soppeng. Festival ini menjadi ajang perayaan dan refleksi budaya dengan berbagai agenda, seperti seminar internasional, kirab budaya, pameran benda pusaka, pentas seni tradisional, serta pameran kuliner khas Bugis-Makassar. Keberhasilan acara ini meneguhkan identitas budaya yang diwariskan oleh La Patau Matanna Tikka, sekaligus menarik perhatian masyarakat luas terhadap kekayaan budaya Sulawesi Selatan.

Selain itu, ziarah makam dan napak tilas dalam rangka Haul ke-310 La Patau Matanna Tikka pada 15 September 2024 menjadi momen spiritual dan budaya yang mempererat ikatan batin para keturunan serta masyarakat yang menghormati beliau. Rangkaian perjalanan ini dimulai dari makam kedua orang tua La Patau, dilanjutkan ke kompleks Istana Cenrana dan Masjid Musysidul Awwam, hingga berakhir di makam Nagauleng. Acara ini ditutup dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, meneguhkan hubungan erat antara nilai budaya dan spiritualitas dalam warisan La Patau Matanna Tikka.

Gau Maraja La Patau Maros 2025: Perhelatan Akbar Menuju Warisan Dunia

Sebagai bagian dari strategi pelestarian budaya, Milad ke-3 PERWIRA-LPMT, Musyawarah Kerja, dan Rapat Koordinasi Gau Maraja La Patau Maros 2025 telah sukses diselenggarakan di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHTDK) Hutan Pendidikan Unhas Bengo-Bengo, Kabupaten Maros. Acara ini menjadi forum penting dalam evaluasi capaian tiga tahun terakhir, penyusunan langkah strategis ke depan, serta memperkuat koordinasi dalam menghadapi tantangan pelestarian budaya di era globalisasi.

Dengan keberhasilan acara tersebut, kini PERWIRA-LPMT bersiap untuk menggelar Gau Maraja La Patau Maros 2025 pada 3–5 Juli 2025. Perhelatan ini akan menjadi ajang pertemuan besar bagi keluarga besar La Patau Matanna Tikka, akademisi, pemerhati budaya, serta masyarakat luas.

Tema besar dalam perhelatan ini adalah: “Goa Leang-Leang Goes to World Heritage”, sebuah langkah strategis untuk mengangkat Goa Leang-Leang ke panggung dunia sebagai situs yang layak mendapat pengakuan Warisan Dunia UNESCO.

Agenda Utama Gau Maraja La Patau Maros 2025:

International Seminar:
“Leang-Leang Maros sebagai Gerbang Peradaban Awal dan Manusia Purba Dunia”

Menghadirkan arkeolog dunia, peneliti sejarah, dan akademisi dari berbagai negara untuk membahas pentingnya konservasi dan pelestarian Goa Leang-Leang.

Leang-Leang Cultural and Writing Festival

Festival yang memperkenalkan ekspresi seni budaya, literasi sejarah, dan kearifan lokal.

Off-Road Kawasan Leang-Leang

Eksplorasi wisata Karst Maros-Pangkep sebagai bagian dari promosi ekowisata berbasis konservasi.

Pertunjukan Kolosal Napak Tilas La Patau

Pagelaran seni yang menggambarkan perjalanan sejarah La Patau Matanna Tikka.

Publikasi dan Kampanye Leang-Leang Menuju Warisan Dunia

Gerakan dokumentasi, film pendek, serta kampanye global untuk memperjuangkan status UNESCO.

Pameran Artefak dan Budaya Prasejarah

Menampilkan artefak, replika lukisan gua, dan hasil penelitian terbaru tentang Goa Leang-Leang.

Mengapa Goa Leang-Leang Layak Menjadi Warisan Dunia?

Memiliki Lukisan Tangan Tertua di Dunia

Menjadi Bukti Peradaban Awal Manusia

Mengandung Jejak Migrasi Manusia Purba

Menunjukkan Interaksi Budaya dan Lingkungan Alam

Memiliki Nilai Spiritual dan Magis

Menjadi Objek Penelitian Internasional

Mendukung Pendidikan dan Kesadaran Pelestarian Budaya

Memiliki Potensi Pariwisata Budaya yang Besar

Komitmen Tanpa Batas: Mewariskan Sejarah untuk Generasi Mendatang

Dengan dedikasi yang tak kenal lelah, Muhammad Sapri Andi Pamulu, Ph.D., bersama jajaran pengurus PERWIRA-LPMT dan masyarakat luas, berkomitmen menjadikan Gau Maraja La Patau Maros 2025 sebagai momentum penting dalam memperjuangkan pengakuan UNESCO terhadap Goa Leang-Leang.

Perhelatan ini bukan hanya festival budaya biasa, tetapi sebuah gerakan kolektif untuk membangkitkan kebanggaan terhadap sejarah dan warisan budaya Bugis-Makassar. Dengan dukungan masyarakat, akademisi, dan komunitas global, diharapkan Goa Leang-Leang dapat segera mendapatkan status Warisan Dunia UNESCO, sekaligus mengukuhkan Sulawesi Selatan sebagai pusat kebudayaan dunia.

GAU MARAJA LA PATAU MAROS 2025
Goa Leang-Leang Goes to World Heritage

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *