Gau Maraja La Patau Soppeng 2023, sebuah kegiatan besar budaya dan ilmiah akan berlangsung di kabupaten Soppeng, pertengahan 2023. Guru besar Unhas Prof Muhlis Hadrawi mengungkap, pergelaran akbar nusantara paling besar sepanjang 10 tahun terakhir dengan kolaborasi Perwira LPMT dengan Pemkab Soppeng, dan Balai Pelestarian Kebudayaan XIX Sulselra.
”Banyak kegiatan budaya dan ilmiah berlangsung selama 3 hari di Soppeng pertengahan tahun depan,” kata Prof Muhlis saat rapat bersama dengan Pemda Soppeng dengan Perkumpulan Wija Raja La Patau Matanna Tikka (Perwira LPMT)
Sebelumnya Pemkab Sopeng pernah menggelar festival lagaligo 2017, kali ini akan hadir para pakar sejarah dan budaya internasional sekitar 10 negara pembicara.
”Bisa jadi sampai 15 negara dengan tema, sejarah, budaya dan ketahanan pangan,” ujar guru besar budaya ini. Pagelaran adat dan budaya menurut pengurus Perwira Andi Dahrul, ingin dibuat lebih besar dan unik. Ada mappadendang, dengan konsep 700 lebih orang yang terlibat dengan pakaian baju bodo. Insya Allah masuk rekor,” ungkap Andi sekertaris Perwira ini.
Kepala bidang kebudayaan Soppeng Dr Karim, menyambut baik rapat bersama ini.”Kita kemas besar dengan standar biaya yang tidak melanggar,” katanya.
Selain itu, pihaknya berpesan tidak ada yang menempel dan ditempeli.
”Konsentrasi harus satu tempat besar untuk pusat ledakan bom dengan percikan ke ompo, lompulle atau takkalllala misalnya.” ujarnya.
Berbagai kegiatan yang akan digelar antara lain, Festival Budaya dan Pertunjukan Rakyat, Seminar Internasional, Tudang Sipulung Wija, Pameran Benda Pusaka, Festival Kuliner, Kirab Budaya dan lain-lain. Buku edisi kedua, Lontaraq Bilang Arung Palakka juga akan diterbitkan dalam rangka Gau Maraja La Patau Soppeng 2023.
Selain Prof Muhlis, hadir langsung ketua umum Perwira Andi Muhammad Sapri Pamulu yang langsung datang dari Jakarta, guru besar UNM Prof Andi Kasmamati, dosen senior Dr Andi Akhmar dan sejumlah staf Dinas Pendidikan & Kebudayaan Soppeng. Sapri Pamulu menantang para pihak yang terlibat untuk memperoleh Rekor MURI sebagai event budaya terbesar dan juga memberikan Penghargaan kepada para tokoh dan organisasi yang sangat peduli kepada program pemajuan kebudayaan.
“Misalnya Bupati Soppeng, Puang Duli adalah sosok yang pantas dinominasikan bersama dengan yang lain”, pungkas Direktur BUMN ini.
Pada kesempatan lainnya, silaturrahmi Pengurus Perwira dengan Laode Muhammad Aksa yang populer dipanggil Pak Ako, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) XIX Sulselra ini berkomitmen untuk melanjutkan kolaborasi ini sebagaimana telah diprogramkan oleh BPNB dan menjelaskan program Revitalisasi Kawasan Benteng dan Istana La Patau di Nagauleng Cenrana yang menurutnya sangat bernilai sejarah.