Jejak Malam di Malino Menyulam Tradisi, Menjalin Harmoni”

Oleh Andi Dahrul

Minggu malam, 5 Januari 2025, menyisakan catatan indah dalam perjalanan sejarah organisasi Perkumpulan Wija Raja La Patau Matanna Tikka (PERWIRA-LPMT). Seusai acara bertajuk “Merawat Tradisi di Laut Losari” yang dirangkaikan dengan Rapat Kerja, Ketua Umum PERWIRA-LPMT, Muhammad Sapri Andi Pamulu, Ph.D tak perlu berpikir lama untuk memutuskan langkah berikutnya. Waktu yang tak menunggu dan semangat yang membara membuat beliau segera memutuskan melakukan survei lokasi untuk pelaksanaan Musyawarah Kerja (MUSKER) organisasi tersebut.

Perjalanan Malam ke Malino

Sekitar pukul 22.00, rombongan bergerak meninggalkan kota, memecah heningnya malam dengan dua kendaraan yang mengantar mereka menuju destinasi. Dalam perjalanan ini, rombongan terdiri atas figur-figur yang tak hanya memiliki komitmen kuat terhadap organisasi, tetapi juga terhadap budaya dan tradisi leluhur. Selain Ketua Umum Muhammad Sapri Andi Pamulu, Ph.D turut serta dalam rombongan seperti Andi Dahrul bersama istri, Andi Ahmad Saransi, H. Andi Anugrah Bau Pessor, Andi Bau Usdi bersama istri, serta Rizdanial Novendry bersama suami. Keakraban dan kekeluargaan memancarkan kehangatan di tengah dinginnya malam.

Dua jam berlalu, rombongan memasuki wilayah Malino. Dingin menusuk, namun semangat mereka tetap terjaga. Sekitar pukul 00.15, mereka tiba di Villa Mawar Batu Lapisi Bawah Malino, sebuah tempat yang sudah disiapkan untuk menyambut rombongan dengan penuh keramahan oleh pemiliknya, Dr. drg. Andi Marhamah, M.Kes. Sebagai seorang wija yang peduli akan tradisi dan kebersamaan, beliau menyambut rombongan dengan senyuman hangat, suguhan teh panas, dan perhatian yang tulus.

Keramahan Sang Tuan Rumah

Dalam kebiasaan yang telah menjadi ciri khasnya, Dr. Andi Marhamah memastikan kesehatan setiap tamu yang datang. Dengan alat tensimeter di tangannya, ia memeriksa tekanan darah anggota rombongan satu per satu, memastikan semuanya berada dalam kondisi terbaik. Sebuah perhatian sederhana, namun begitu bermakna. Salah seorang dari rombongan mendapat “hadiah” berupa lipinol karena hasil tensinya menunjukkan angka yang kurang normal—bukti nyata kepedulian sang tuan rumah terhadap tamu yang hadir.

Beliau juga salah satu pelaku sejarah pada acara “Tudang Sipulung” Pertemuan Akbar Se Dunia Wija Raja La Patau Matanna Tikka Raja Bone XVI di Gedung Cinema di Watampone. Mewakili PERWIRA-LPMT menyampaikan terimakasih.

Malam semakin larut. Setelah berbincang hangat, rombongan pun beristirahat untuk mempersiapkan diri menghadapi agenda penting esok hari.

Pagi yang Menyejukkan

Fajar menyingsing di Malino dengan udara segar yang menggugah jiwa. Sebelum para tamu bangun, meja makan telah dipenuhi nasi goreng dan bakso yang disajikan hangat oleh tuan rumah. Suasana di ruang makan begitu asri, diapit oleh hamparan persawahan yang hijau, memberikan ketenangan dan semangat baru.

Setelah sarapan, rombongan mulai melakukan survei ruang-ruang di Villa Mawar yang dianggap representatif untuk menggelar agenda Musyawarah Kerja PERWIRA-LPMT yang dijadwalkan pada tanggal 1-2 Februari 2025. Dengan konsep Tudang Sipulung, suasana yang dirancang akan mencerminkan semangat kebersamaan, seperti halnya acara Gau Maraja La Patau Soppeng pada tahun 2023 yang dilaksanakan di Sao Mario Batu-Batu, Soppeng. Tempat tersebut kala itu disumbangkan oleh Prof. Dr. A. Suriyaman Mustari Pide, SH., MH., salah satu keluarga besar PERWIRA-LPMT.

Pilihan lokasi untuk MUSKER jatuh pada sebuah gedung olahraga bulu tangkis dengan fasilitas internasional yang baru diresmikan oleh Rektor Universitas Hasanuddin. Gedung ini dirasa paling cocok untuk menghadirkan suasana formal namun tetap hangat dalam konteks organisasi yang menghormati tradisi dan budaya.

Misi dan Tujuan Musyawarah Kerja

Musyawarah Kerja PERWIRA-LPMT bukan sekadar rapat organisasi biasa. Ini adalah momentum penting untuk menunjukkan kiprah PERWIRA-LPMT dalam menjaga tradisi, melestarikan budaya, dan menciptakan karya-karya yang bermanfaat bagi masyarakat Bugis-Makassar, serta wija raja pada khususnya. Dalam sambutannya pada Rapat Kerja di KM. Phinisi Kita sebelumnya, Ketua Umum Muhammad Sapri Andi Pamulu menekankan pentingnya PERWIRA-LPMT mengambil peran strategis dalam memajukan kebudayaan lokal.

Salah satu langkah besar yang diusulkan adalah menjajaki kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait implementasi Permendagri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) dan Lembaga Adat Desa (LAD). Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melestarikan budaya lokal, sekaligus mendukung tata kelola desa yang mandiri dan berkelanjutan.

Selain agenda tersebut, prioritas lain yang menjadi perhatian adalah pelaksanaan Gau Maraja La Patau Maros 2025, inventarisasi wija, serta pembentukan struktur organisasi yang lebih solid. Untuk memudahkan diskusi selama MUSKER, draft bahan akan dibagikan kepada peserta lebih awal, yakni pada tanggal 1-2 Februari 2025 di Villa Mawar Batu Lapisi Bawah Malino

Merawat Tradisi dan Menjalin Sinergi

Malam itu di Malino bukan sekadar perjalanan survei lokasi. Lebih dari itu, ia adalah perjalanan merawat tradisi, menjalin sinergi, dan memperkuat visi untuk masa depan organisasi. Setiap langkah, setiap keputusan, adalah wujud nyata cinta dan dedikasi terhadap budaya Bugis-Makassar yang kaya dan luhur.

Hari itu berakhir dengan rasa syukur. Dari dinginnya udara Malino hingga hangatnya kebersamaan di Villa Mawar, semua menjadi penanda bahwa perjalanan ini bukanlah perjalanan biasa. Ia adalah perjalanan menuju kemajuan yang tetap berakar pada tradisi.
SAMPAI JUMPA DI MALINO

Salamaki tapada salama – semoga kita senantiasa diberi keselamatan dan keberkahan.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *