Bila tidak ada aral melintang Insya Allah pada hari Ahad, tanggal 15 September akan dilaksanakan napaka tilas dalam rangka memperingati haul ke-310 La Patau Matanna Tikka Raja Bone ke-16 dan Datu Soppeng ke-18, sebuah napak tilas dilakukan untuk mengenang dan menghormati jasa serta perjuangan beliau. Perjalanan spiritual ini dimulai dari Masjid Mursydul Awwam, yang memiliki hubungan historis penting dengan La Patau Matanna Tikka. Berikut adalah rangkaian kegiatan napak tilas yang dilakukan.
- Masjid Mursydul Awwam
Napak tilas dimulai di Masjid Mursydul Awwam. Masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai saksi sejarah dari perjalanan spiritual dan kepemimpinan La Patau Matanna Tikka. Beliau adalah Raja Bone ke-16 dan Datu Soppeng ke-18, yang dikenal karena kepemimpinan, dedikasinya dan kecintaan pada agamanya.
- Makam La Pakokoè
Perjalanan dilanjutkan ke makam La Pakokoè, ayahanda La Patau Matanna Tikka. La Pakokoè, yang dikenal dengan gelar Toangkone, adalah putra dari La Maddaremmeng Raja Bone ke-13. Makam beliau merupakan tempat ziarah penting, sebagai bentuk penghormatan dan mengenang jasa serta kontribusinya dalam sejarah. - Eks Istana La Patau di Cenrana Nagauleng
Setelah bersiarah ke makam ayahanda, perjalanan dilanjutkan ke eks Istana La Patau di Cenrana Nagauleng. Istana ini merupakan pusat kekuasaan dan simbol kemegahan masa lalu La Patau Matanna Tikka. Salah satu tugu monumental yang bisa disaaksikan adalah pintu gerbang istana. Mengunjungi tempat ini memberikan wawasan mendalam mengenai kehidupan dan kepemimpinan beliau. - Makam Ibunda La Patau Matanna Tikka
Selanjutnya, rombongan bergerak menuju makam We Mappolobombang, ibu dari La Patau Matanna Tikka. We Mappolobombang adalah saudara kandung Arung Palakka, cucu dari La Tenrirua Raja Bone ke-11, yang wafat di Bantaeng. Makam beliau merupakan tempat penting dalam napak tilas ini, menandakan penghormatan terhadap keluarga dan leluhur La Patau.
- Makam La Patau Matanna Tikka
Perjalanan dilanjutkan ke makam La Patau Matanna Tikka sendiri. Dalam kompleks makam ini, ziarah juga dilakukan kepada istri-istri La Patau. Almarhumah We Ummung Datu Larompong, putri dari Raja (Datu) Luwu Matinroe ri Tompo Tikka, serta permaisuri kedua, Almarhumah Imariama Karaeng Patukangan, puteri dari Sultan Abdul Jalil Raja Gowa Tumenanga ri Lakiung, semuanya mendapat penghormatan dalam kunjungan ini. - Penutup
Setelah melaksanakan ziarah, kegiatan ditutup dengan berkumpul di masjid untuk mengikuti Maulid Nabi Besar Muhammad SAW serta haul La Patau Matanna Tikka ke-310. Acara ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan, tetapi juga sebagai momentum untuk mempererat tali silaturahmi diantara para wija La Patau dan meningkatkan keimanan serta kecintaan kepada sejarah dan budaya.