Haul merupakan tradisi peringatan kematian seseorang yang diadakan setahun sekali dengan tujuan mendoakan ahli kubur agar semua amal ibadah yang dilakukannya diterima Allah sekaligus mengenang keteladanan semasa hidup dari tokoh yang diperingati tersebut.
Peringatan haul sangat dipengaruhi oleh ajaran tasawuf yang menempatkan guru sebagai panutan atas dedikasi pengajaran ilmu terhadap masyarakat umum dan murid-muridnya, sehingga kewafatan mereka layak diperingati oleh keluarga dan murid-muridnya untuk mengenang keteladanan dan keutamaan tertentu yang tak dimiliki sembarang orang pada masa hidupnya
Kepribadian yang melekat pada diri Puatta’ La Patau memiliki kelayakan yang sangat kuat untuk diperingati dengan menggunakan terminologi ‘haul’. Selain sebagai raja, beliau juga tampil sebagai sosok yang menguatkan praktik syariat Islam dengan ketat di Sulawesi Selatan.
Beliau pula yang memiliki jasa terbaik dalam mengintegrasikan genealogi antar bangsawan Bugis dan Makassar. Sederet lagi kualitas dan prestasi Puatta’ yang sudah terangkum dalam hasil-hasil kajian yang dilakukan.
Tidak terkecuali, Majelis Persaudaraan Zikir Indonesia telah menempatkan La Patau Matanna Tikka sebagai salah seorang Ulama dan tokoh di Kawasan Timur Indonesia.
La Patau Matanna Tikka (lahir pada tanggal 03 November 1672 dan wafat pada tanggal 16 September 1714) adalah Sultan Bone XVI yang menjabat pada tahun 1696-1714, dan sekaligus Datu Soppeng XVIII serta Ranreng Tuwa (Wajo) XVIII. menggantikan Arung Palakka.
Gelaran nama lengkap beliau adalah La Patau Matanna Tikka, Sultan Adzimuddin Idris, Walinonoe To Tenribali Malae Sanrang, Matinroe ri Nagauleng.
Rencana Kegiatan Haul akan dilaksanakan dimulai dengan Majelis Zikir di Kabupaten Soppeng, dan Ziarah Makam di Cenrana, Kabupaten Bone pada tanggal 16-17 September 2022.
Kegiatan ini merupakan rangkaian acara menuju Pertemuan Akbar Sedunia dari Wija/keturunan dari Puatta La Patau Matanna Tikka yang akan diadakan pada pertengahan tahun 2023 di Kabupaten Soppeng